Disamping wisata alam, Kabupaten Tulungagung juga memiliki
obyek wisata sejarah, salah satunya adalah Candi Penampihan. Candi Penampihan
masih berada di Kecamatan Sendang, tepatnya di desa Geger. Untuk menuju lokasi
tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun empat.Pada Candi
berteras yang dilindungi pohon Kalpataru Purba ini, terdapat lempengan prasasti
Raja Balitung abad IX yang menyebutkan adanya asrama empat kasta, yakni, patung
Kili Suci, Asmorobangun, patung Padi, dan Tirta Amerta yang dipercaya dapat
menyembuhkan berbagai penyakit.
Mengenai asal-usul nama berawal dari
kisah seorang pembesar dari Ponorogo yang jatuh hati dengan putri dari Kediri.
Ternyata lamarannya ditolak kalaupun diterima ada begitu banyak permintaan.
Dari Kediri pulang kemudian mampir di daerah ini. Menggunakan sebagai tempat
pemujaan dan menyepi. “ Penampihan" artinya penolakan.
Candi Penampihan memang berfungsi
sebagai tempat pemujaan. Candi Hindu ini memiliki 3 teras dengan posisi Candi
utama terletak di bagian paling atas. Bentuknya seperti timbunan padi sebagai perlambang
kemakmuran. Candi lain bentuknya seperti kura-kura yang dikelilingi arca naga.
Mengenai candi yang susunannya berbentuk Kura-kura melambangkan perwujudan
dewa-dewa Wisnu. Awalnya di atas candi ada arca Bima namun hilang. Teras kedua
untuk antri. Sedangkan di teras ketiga terletak prasasti. “Prasasti ada di
bagian bawah. Dulunya ada arca Dwarapala namun arca tersebut hilang di tahun
2000an. Di sebelah utara dulu ada relief dengan menggunakan 3 ekor Gajah. Ada
gambar hewan-hewan yang hidup di daerah ini seperti kera, burung, ular, ayam
hutan.
Prasasti tersebut bernama prasasti
Tinulat. Prasasti ini ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno.Dari cerita
yang tertulis di prasasti, candi ini diperkirakan dibangun sekitar abad 9
hingga 10 pada era kerajaan Mataram Hindu semasa era pemerintahan Dyah Balitung.
Tersebut juga nama Mahesa Lalaten namun tiada ada sumber yang cukup mengenai
siapakah sosok tersebut.Disebut juga kisah seorang Raja Putri. Diperkirakan
raja putri tersebut adalah Dewi Kilisuci, Seorang raja putri dari Kediri.
Candi ini menjadi tempat pemujaan
mulai era Mataram Hindu, Singosari, Kediri hingga Majapahit. Di prasasti
tersebut tercatat juga nama Wilis yang kemudian dikenal menjadi nama Gunung
Wilis.Wilis sendiri artinya hijau, subur.
No comments:
Post a Comment